Bapak Ahmad Rifani dari Kuala Kapuas

 Cerita keberhasilan Pak Ahmad tidaklah semulus dan semudah yang dibayangkan orang. Sebelum meraih omset belasan juta dalam sehari, Pak Ahmad mengalami jatuh bangun dalam merintis bisnisnya. Kepindahan rumahnya dari Palingkau ke Kuala Kapuas, untuk mendekati dengan pasar, merupakan salah satu keputusan terberat, yang diambil oleh Pak Ahmad. Pernah pula ada komplain dari tetangga, karena merasa terganggu dengan bau ayam.

Kisah ini berawal dari pengalamannya memelihara puluhan hingga ratusan ekor ayam. Ayam yang dipeliharanya hingga ratusan itu terkena penyakit yang mengakibatkan kematian, hingga tak dapat dijual. Atas kejadian ini, Pak Ahmad berubah haluan. Kini Pak Ahmad tidak memelihara ayam potong dari kecil, melainkan sudah membeli ayam potong yang sudah besar dan siap untuk dijual. Pak Ahmad membangun usaha penjualan ayam potong dengan hanya beberapa ekor saja. Mulai dari 10 ekor per hari hingga membengkak mencapai 1.000 ekor per hari saat ini.

Kesuksesan menjual ayam potong yang digeluti Pak Ahmad hingga saat ini, membuat Pak Ahmad mencari usaha baru untuk menambah penghasilannya. Saat ini omset per hari yang mencapai 2.000 – 3.000 ekor ayam menjadikan Pak Ahmad dapat mengklaim sebagai pedagang ayam potong terbesar sekota Kuala Kapuas.

Pak Ahmad mencoba keberuntungan lain, melalui ikan. Dimanfaatkan lahan tanah yang letaknya berjarak 9 km dari rumahnya untuk dibuat tambak ikan. Alhasil, bibit ikan patin sebanyak 70 – 80 ribu sukses dipanen setiap 6 bulan sekali.

Tidak puas dengan kedua usaha yang dilakoni Pak Ahmad, timbullah keinginan untuk berinvestasi aset. Tepatnya di tahun 2014 bergabung dengan KSP Sahabat Mitra Sejati, Pak Ahmad mengajukan pinjaman ke  KSP Sahabat Mitra Sejati dan langsung disetujui. Keinginan untuk membeli tanah dan membangun ruko terwujud sudah.

Lengkaplah sepak terjang Pak Ahmad menggeluti beberapa bidang usaha. Dengan toko yang barunya ini, Pak Ahmad mencoba membangun home industry kue dan roti, yang saat ini dikelola oleh anaknya yang pertama.