Ibu Kartini di Makassar, Sulawesi Selatan

Ibu Kartini, sejak masih di bangku kuliah pada tahun 2009, sudah membantu orang tuanya berjualan pakaian. Selang waktu 5 tahun, Ibu Kartini diberikan kepercayaan oleh orang tuanya, untuk mengelola dan meneruskan toko pakaian milik orang tuanya. Meskipun saat itu sudah banyak toko yang menjual pakaian, namun hal ini bukan menjadikan kendala bagi Ibu Kartini. Bahkan saat ini Ibu Kartini sudah mempunyai 2 toko pakaian, yaitu di Mall dan di Pasar. “Keluarga saya memang semuanya berwiraswasta. Jadi saya ikut berkecimpung juga di dunia wiraswasta. Kebetulan yang dijalankan oleh keluarga saya adalah toko pakaian. Sejak kuliah, sudah diajarkan berdagang pakaian oleh orang tua saya, dengan membantu di tokonya,” ujarnya mengenang masa lalunya. Untuk menghadapi persaingan dengan toko lainnya, Ibu Kartini tidak melakukan survey harga atau membandingkan harga dengan toko lainnya, bahkan tidak ada promo-promo menarik untuk menjaring pelanggannya. Dalam benak Ibu Kartini, menjual produk yang berkualitas, maka produk akan dicari oleh pembeli. Untung sedikit, tidak menjadi masalah bagi Ibu Kartini. Selain itu, Ibu Kartini tidak suka menjual barang yang sama dengan toko-toko lainnya. “Saya menjual barang yang berkualitas. Soal hargapun saya tidak pernah membandingkan dengan toko sebelah, saya lebih mementingkan kualitas dari pada harga, yang penting ada untung,” ucapnya.

Sistem reseller yang diterapkan oleh Ibu Kartini membuahkan hasil. Banyak reseller yang menjual baju-baju milik Ibu Kartini bahkan ada yang membuka toko pakaian sendiri yang pakaiannya dari Ibu Kartini. “Maju dengan cara instan, dengan menggandeng teman-teman untuk menjadi reseller. Terbukti sampai sekarang jumlah reseller yang ada, jumlahnya hingga puluhan orang,” ujar Ibu Kartini. Kemajuan secara instan lainnya yang dilakukan oleh Ibu Kartini, adalah dengan bergabung menjadi anggota KSP Sahabat Mitra Sejati. Tepatnya tahun 2016, Ibu Kartini mengenal KSP Sahabat Mitra Sejati dari seorang temannya dan setelah bergabung menjadi anggoota Ibu Kartini mendapat pinjaman modal kerja unuk memperluas usahanya. Secara kebetulan pada saat itu, bertepatan dengan hari raya, dimana momen tersebut sangat ramai permintaan akan pakaian.