Kisah sukses Bapak Yahman berawal dari niatnya ke Jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di tahun 1997, Bapak Yahman mulai bekerja sebagai karyawan di usaha pecel lele milik orang lain. Hari demi hari ia jalani sambil mempelajari teknik meracik bumbu, memasak, dan menjual lele agar tersaji dan dapat dihidangkan kepada pelanggan dengan rasa yang nikmat.
“Saya nggak punya pendidikan tinggi, satu-satunya yang saya tahu ya berdagang pecel lele ini. Dengan modal seadanya dan mental yang sudah bulat, saya membuka usaha pecel lele sendiri,” ujar Bapak Yahman mengingat kembali kisah ketika merintis usahanya.
Dari sinilah perjuangan usaha Bapak Yahman bermula. Dengan modal usaha hanya Rp5 juta, ia menghubungi temannya di lamongan untuk bersama-sama membangun usaha miliknya. Menu yang disajikan oleh Bapak Yahman pun ditambahkan, tidak hanya menjual lele, ayam, dan bebek, ia pun menjual sate, sebagai pelengkap.
“Saat awal membuka usaha, omset harian hanya Rp150 ribu, berbeda jauh dengan saat ini. Saya sering telat membayar kontrakan, tapi alhamdulillah pemilik rumah saat itu sangat pengertian dan selalu memberikan waktu untuk melunasi pembayaran. Bisa bertahan pada saat itu pun sangat disyukuri,” ujar Bapak Yahman.
Hasil dari kegigihan dan konsistensi Bapak Yahman mulai terlihat setelah 5 tahun ia menekuni usahanya. “Tahun 2006 istri saya melahirkan anak pertama, mungkin itu ya yang dikatakan orang-orang, rezekinya anak itu ternyata memang benar adanya. Setelah ada anak pertama, usaha saya langsung berubah drastis, langsung ramai. Alhamdulillah sampai dengan saat ini hasilnya bisa dilihat sendiri, saya sudah bisa membeli rumah yang saat ini kami tempati dan beberapa aset kendaraan, semuanya hasil dari berjualan pecel lele,” Bapak Yahman menjelaskan.